Bangga sebagai
Pemilih Pemula
Sedikit sharing tentang pengalaman saya ketika pertama
kali ikut “Coblos”. Ya gitu lah, waktu pertama kali nyoblos belum tau sama
sekali. Untung saja ketika pergi ke TKP sama ibu langsung di ajarin disana. Pertama-tama kita
bawa tanda bukti pemilih, terus langsung ambil kertas calon DPR/Bupati/atau
apapun itu. Coblos sesuai hati nurani. Trus masukin ke kotak suara. Terakhir
jari kelingking di celupin di tinta. Sebagai bukti kalau kita habis coblos.
Menurut saya sih, pemilih pemula mesti dan wajib ikut mencoblos. Karena di
sanalah kita akan tau calon mana yang terbaik dan kita akan memiliki kebanggaan
tersendiri ketika calon yang kita pilih menang dan kinerja ke depannya memang
sesuai dengan janji yang mereka ucapkan, bahkan lebih dari apa yang kita
harapkan.
Untuk pemilu 2014 dan Pilpres 2014 yang akan datang,
besar harapan kami (terutama diri saya sendiri) untuk kehidupan demokrasi yang
yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Dimana sebelumnya wakil-wakil rakyat tersebut sering
disebut-sebut hanya numpang tidur, numpang makan, dan lai-lain. Bahkan yang
lebih buruknya lagi ketika rapat ada seorang wakil rakyat yang mengabaikan
rapat dengan menonton video porno di smartphonenya. Inikah sikap seorang wakil
rakyat yang katanya mampu memberikan
perubahan yang lebih baik unutk rakyat indonesia? Tak banyak tuntutan kami,
wahai petinggi negara yang selalu kami banggakan, kami hanya ingin kehidupan
yang lebih baik dari sebelumnya, hanya itu! Bukan kah itu janji kalian dulu
terhadap kami?
Berikut adalah kriteria calon pemimpin negara untuk
Negara Indonesia tercinta ini, menurut pemikiran saya :
1.Jujur
Ini
adalah kunci utama yang harus dimiliki oleh calon-calon yang akan memimpin negara
ini. Karena sikap jujur akan menjadikan kehidupan politik yang lebih terbuka
dan sangat demokratis. Dan kriteria ini juga dapat mencegah adanya tindakan
korupsi.
2.Menyampaikan
Wakil rakyat harus bisa menyampaikan
semua aspirasi rakyat agar dapat dijalankan pemerintah. Selain itu, wakil
rakyat juga harus menyampaikan suatu kebenaran, meskipun mungkin hal itu akan
merugikan dirinya, kelompoknya, ataupun partainya, bukan malah memutar balikkan
fakta agar dirinya, kelompoknya, partainya mendapat keuntungan.
3.Cerdas
Cerdas dalam hal ini tidak hanya cerdas
intelektual, namun juga cerdas emosionalnya. Saat ini banyak orang cerdas yang
menyalahgunakan kecerdasannya guna mendapatkan keuntungan pribadi tanpa
memikirkan perasaan orang yang telah mereka dzalimi. Jika para wakil rakyat
menggunakan kecerdasan emosionalnya, pastilah mereka tidak akan tega membeli
mobil mewah, membangun gedung baru, sekedar jalan-jalan ke luar negeri, dan
bahkan korupsi yang pada saat bersamaan rakyatnya sedang tertimpa kesusahan.
4.Malu
wakil
rakyat harus memiliki rasa malu. Rasa malu terhadap ketergantungannya pada
rakyat, rasa malu terhadap kemewahannya, dan yang lebih baik adalah rasa malu
akan korupsi kolusi dan nepotisme. Banyak wakil rakyat sekarang ini tidak punya
rasa malu, padahal perbuatan mereka sekarang ini sangatlah memalukan. Mereka
bangga telah melakukan korupsi, telah bangga dengan segala kemewahan selama
ini. Oleh karena itu kita sangat merindukan satu sosok figur wakil rakyat yang
memiliki rasa malu.
5.Merakyat
Wakil
rakyat saat ini sering berkehidupan tidak sesuai dengan rakyat yang mereka
wakili. Mereka dengan seenaknya hidup bermewah-mewahan sementara rakyatnya
masih kelaparan. Kita sangat mengharapkan ada wakil rakyat yang mau terjun
langsung melihat kehidupan rakyatnya, sebagai study banding mengenai kebijakan
yang bisa mereka ambil. Wakil rakyat yang merakyat akan sangat dihormati
rakyatnya.
6.Tepat
Janji
Jika
para wakil rakyat tidak menepati segala apa yang telah mereka janjikan sewaktu
kampanye, maka wakil rakyat tersebut adalah orang munafik karena diantara ciri
orang munafik adalah ketika dia berjanji maka dia akan mengingkari.
7.Adil
Inilah
sikap yang paling rakyat idamkan pada seorang wakil rakyat, yaitu wakil rakyat
yang adil, yang mampu menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya. Membuat
kebijakan yang benar-benar sesuai dengan kondisi yang sedang dialami oleh
rakyat. Kalau rakyat tidak mendapat keadilan dari wakil rakyatnya, maka siapa
lagi yang akan menjamin keadilan mereka di negeri ini.
Dari
kriteria di atas diharapakan menjadi sebuah indikator masyarakat dalam memilih
para wakil rakyatnya pada pemilu selanjutnya. Meskipun di masa sebelumnya
pemilihan calon-calon pemimpin negara disebut-sebut sebagai ajang “Pemilihan
Generasi Koruptor Terbaru” tapi tidak ada salahnya jika kita berharap perubahan
yang lebih baik dari pengganti selanjutnya untuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar